Majalah Elipsis -Puisi-Puisi Kenangan Dalam “Kabut, Hujan, Dan Segala Yang Dikenang”
- 11 Jan 2023
Puisi-Puisi Kenangan Dalam “Kabut, Hujan, Dan Segala Yang Dikenang”
Redaksi Elipsis - Majalah Elipsis
Sel, 20 Desember, 2022
Cuplikan ulas buku antologi..
...Saya juga menemukan dua buah puisi yang ditulis bersumberkan pembacaan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Hamka dalam kumpulan ini.
Hikayat Padang Panjang ditulis oleh Asrizam Esam (Asri Esam) yang dilahirkan di Batu Pahat, Johor, Malaysia.
Puisinya ditulis seperti ini.
dari kisah Zainuddin anak Makassar
dan sayu tangis Hayati anak Batipuh
membawa aku mengenal Padang Panjang
titik mula cinta yang tewas dengan adat dan budaya
Zainuddin angkuh dengan dendam kesumat
ego merasuk akal diri
amarah merusak ketinggian budi pekerti
saat kuasa dimiliki darejat meninggi diri
menginjak hiba rayuan malang tidak terperi
Begitu kebanyakan dari penyair yang hadir ke Padang Panjang terhimbau oleh bacaan masa lalu terhadap Padang Panjang. Hamka, Marah Rusli adalah penulis yang memperkenalkan Padang Panjang kepada pembacanya. Hamka terutamanya, selain sastrawan, ulama, dan ahli politik yang cukup terkenal, Tenggelamnya Kapal van Der Wijk adalah sinonim dengan Sumatra Barat.
Ratna Ayu Budhiarti, penulis, penyair dari Garut, Jawa Barat, juga menulis tentang Zainuddin dari novel tersebut. Puisi “Setelah van Der Wijk Tenggelam” ditulis begini.
izinkan aku berlayar ke kampung halamanmu, Hayati
menanyakan berapa ratus kali hukuman harus
ditanggung kekasih
sebab indah cinta hanya tertera di akta yang surat-surat
penegas garis keturunan
bangkitlah lagi dendam kesumat yang menundukkan
dagu
menundukkan juga kehormatanmu
sebab di Padang, Zainuddin, kekasihmu itu sudah
terkubur bersama harapan
kemudian melahirkan manusia baru tanpa kenal sendu
di tanah baru
Saya rasa penulisan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk sangat berkesan kepada pembacanya. Pertama, penghayatan pembaca terhadap watak Zainuddin dan Hayati. Kedua, latar tempat yaitu Padang Panjang. Zainuddin, warna yang hidup, diperpanjangkan dari novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Kedua-dua novel ini bercerita tentang adat dan adab manusia Minangkabau. Dan hal ini terus diperpanjangkan oleh penulis generasi baru apabila bercakap tentang Padang Panjang.
Justru puisi sememangnya medium yang sangat rapat di jiwa penyair bagi menyatakan keresahan, kerinduan, dan sesuatu yang dikenang. (*)
Melaka, 20 Disember 2022
Oleh
Djazlam Zainal, menulis puisi dan kritik sastra, narasumber dan peserta Temu Penyair Asia Tenggara (TPAT) II Padang Panjang. Berdomisili di Melaka, Malaysia
Sumber
https://majalahelipsis.com/puisi-puisi-kenangan-dalam-kabut-hujan-dan-segala-yang-dikenang/?
fbclid=IwAR3fqDdBaSwYA8JZpMfGcmeJUZ5-YW8oh7u0xvpHoJLkR_cetCEZyh1OxEs
Redaksi Elipsis - Majalah Elipsis
Sel, 20 Desember, 2022
Cuplikan ulas buku antologi..
...Saya juga menemukan dua buah puisi yang ditulis bersumberkan pembacaan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Hamka dalam kumpulan ini.
Hikayat Padang Panjang ditulis oleh Asrizam Esam (Asri Esam) yang dilahirkan di Batu Pahat, Johor, Malaysia.
Puisinya ditulis seperti ini.
dari kisah Zainuddin anak Makassar
dan sayu tangis Hayati anak Batipuh
membawa aku mengenal Padang Panjang
titik mula cinta yang tewas dengan adat dan budaya
Zainuddin angkuh dengan dendam kesumat
ego merasuk akal diri
amarah merusak ketinggian budi pekerti
saat kuasa dimiliki darejat meninggi diri
menginjak hiba rayuan malang tidak terperi
Begitu kebanyakan dari penyair yang hadir ke Padang Panjang terhimbau oleh bacaan masa lalu terhadap Padang Panjang. Hamka, Marah Rusli adalah penulis yang memperkenalkan Padang Panjang kepada pembacanya. Hamka terutamanya, selain sastrawan, ulama, dan ahli politik yang cukup terkenal, Tenggelamnya Kapal van Der Wijk adalah sinonim dengan Sumatra Barat.
Ratna Ayu Budhiarti, penulis, penyair dari Garut, Jawa Barat, juga menulis tentang Zainuddin dari novel tersebut. Puisi “Setelah van Der Wijk Tenggelam” ditulis begini.
izinkan aku berlayar ke kampung halamanmu, Hayati
menanyakan berapa ratus kali hukuman harus
ditanggung kekasih
sebab indah cinta hanya tertera di akta yang surat-surat
penegas garis keturunan
bangkitlah lagi dendam kesumat yang menundukkan
dagu
menundukkan juga kehormatanmu
sebab di Padang, Zainuddin, kekasihmu itu sudah
terkubur bersama harapan
kemudian melahirkan manusia baru tanpa kenal sendu
di tanah baru
Saya rasa penulisan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk sangat berkesan kepada pembacanya. Pertama, penghayatan pembaca terhadap watak Zainuddin dan Hayati. Kedua, latar tempat yaitu Padang Panjang. Zainuddin, warna yang hidup, diperpanjangkan dari novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Kedua-dua novel ini bercerita tentang adat dan adab manusia Minangkabau. Dan hal ini terus diperpanjangkan oleh penulis generasi baru apabila bercakap tentang Padang Panjang.
Justru puisi sememangnya medium yang sangat rapat di jiwa penyair bagi menyatakan keresahan, kerinduan, dan sesuatu yang dikenang. (*)
Melaka, 20 Disember 2022
Oleh
Djazlam Zainal, menulis puisi dan kritik sastra, narasumber dan peserta Temu Penyair Asia Tenggara (TPAT) II Padang Panjang. Berdomisili di Melaka, Malaysia
Sumber
https://majalahelipsis.com/puisi-puisi-kenangan-dalam-kabut-hujan-dan-segala-yang-dikenang/?
fbclid=IwAR3fqDdBaSwYA8JZpMfGcmeJUZ5-YW8oh7u0xvpHoJLkR_cetCEZyh1OxEs