Tanggal Dua Puluh
- 04 Jan 2021
TANGGAL DUA PULUH
Puisi di balik malam
Lukisan angin barat mengimbau lirikan hiba
Tanggal dua puluh oktober
Tahun itu, dimasa itu
Bahagia, kejam dan kelam
Saat megah angin opera itu di buka
Menjadi mercu tanda kebahagiaan
Dari sebuah tanah yang tidak dikenali di selatan
Mengukir indah buat bangsa australis
Gedung layaran pementasan seni artis
Menghubung manusia, mengecap saat nan manis
Tanggal itu, tahun itu, dimasa itu
Angin berkalih menuju ke barat
Di satu sudut tanah tandus kota Lebu
Angin Libya membunuh pemimpin nan satu
Sosok revolusi agung pada satu ketika dahulu
Kini tewas dibunuh kejam usai rakus diburu
Pemimpin tersungkur di tangan rakyat sendiri
Penyesalan, bahagia diharap tak kunjung datang sehingga kini
Tanggal itu, tahun itu, dimasa itu
Angin menuju ke barat lagi
Saat itu, di goncang keimanan diri
Tanah yang selama ini tempat diinjak hidup berbakti
Digegar kencang membawa petaka tsunami
Tidak kuat warga Lima menentang amarah atau ketentuan Ilahi
Lima ribu jiwa melayang, tua muda terkujur dibawa mati
Tanggal itu, tahun itu, dimasa itu
Angin terus menuju ke tanah ini
Hembusan ketakutan terus mengalir menguasai diri
Memalit alaf ini dengan wawasan hidup atau mati
Lapan ratus mangsa menjadikannya angka tertinggi
Di tanah tumpah darahku kini menjadi episod ngeri
Angin dihembus menyebar virus sekecil itu
Menggegar dunia, yang tak pernah setia bersatu
Menyentap ego manusia, agar cepat bangkit berpadu
Menghempas segala usaha, moga tidak terus menjadi buntu
Kini hanya menanti pundak nasib dan ibrah dari Tuhan nan satu
Tanggal itu, tahun itu, dimasa itu
Tanggal dua puluh
Di bulan Oktober
Asrizam Esam ~ Kajang
20-10-2020
Petikan FB Apresiasi Puisi Kemanusiaan Sedunia PEMUISI 2020
#pemuisinasionalmalaysia #puisikemanusiaansedunia
Puisi di balik malam
Lukisan angin barat mengimbau lirikan hiba
Tanggal dua puluh oktober
Tahun itu, dimasa itu
Bahagia, kejam dan kelam
Saat megah angin opera itu di buka
Menjadi mercu tanda kebahagiaan
Dari sebuah tanah yang tidak dikenali di selatan
Mengukir indah buat bangsa australis
Gedung layaran pementasan seni artis
Menghubung manusia, mengecap saat nan manis
Tanggal itu, tahun itu, dimasa itu
Angin berkalih menuju ke barat
Di satu sudut tanah tandus kota Lebu
Angin Libya membunuh pemimpin nan satu
Sosok revolusi agung pada satu ketika dahulu
Kini tewas dibunuh kejam usai rakus diburu
Pemimpin tersungkur di tangan rakyat sendiri
Penyesalan, bahagia diharap tak kunjung datang sehingga kini
Tanggal itu, tahun itu, dimasa itu
Angin menuju ke barat lagi
Saat itu, di goncang keimanan diri
Tanah yang selama ini tempat diinjak hidup berbakti
Digegar kencang membawa petaka tsunami
Tidak kuat warga Lima menentang amarah atau ketentuan Ilahi
Lima ribu jiwa melayang, tua muda terkujur dibawa mati
Tanggal itu, tahun itu, dimasa itu
Angin terus menuju ke tanah ini
Hembusan ketakutan terus mengalir menguasai diri
Memalit alaf ini dengan wawasan hidup atau mati
Lapan ratus mangsa menjadikannya angka tertinggi
Di tanah tumpah darahku kini menjadi episod ngeri
Angin dihembus menyebar virus sekecil itu
Menggegar dunia, yang tak pernah setia bersatu
Menyentap ego manusia, agar cepat bangkit berpadu
Menghempas segala usaha, moga tidak terus menjadi buntu
Kini hanya menanti pundak nasib dan ibrah dari Tuhan nan satu
Tanggal itu, tahun itu, dimasa itu
Tanggal dua puluh
Di bulan Oktober
Asrizam Esam ~ Kajang
20-10-2020
Petikan FB Apresiasi Puisi Kemanusiaan Sedunia PEMUISI 2020
#pemuisinasionalmalaysia #puisikemanusiaansedunia