Aku dan Dia
- 14 Apr 2022
Rindu ini menuntunku melangkah
Pada jejak-jejak yang tersisa
Setiap pijak yang bermakna
Setiap debar waktu teroka
Setiap nafas ku rela
Dari genggam erat dia
Ada kata tidak terbahasa
Bahagia yang tiada penghujungnya
Jiwa dan raga takluki rasa
Ku bawa dia ke kota ini
Menelusuri catatan pilu sepi
Terkadang tersiat rasa
Terkadang senyum seketika
Hinggar binggar lupa segala
Arusmu membawa seribu duka
Hijaumu merawat segala luka
Arakan awan di langit jingga
Melakar seribu ceritera
Kepada yang benar-benar memuja
Dengan izinNya aku ke mari menyapamu
Segalanya masih lagi di situ
Puing-puing menjadi saksi bisu
“Kota Dingin” ada dihelaian buku
Tercatit kemas satu persatu
Tidak akan luntur ditelan waktu
Semesta harapan agar rasa dia denganku
Juga kukuh dan jangan berakhir di situ
Wan Nuryani
Ranah Minang
2019
Pada jejak-jejak yang tersisa
Setiap pijak yang bermakna
Setiap debar waktu teroka
Setiap nafas ku rela
Dari genggam erat dia
Ada kata tidak terbahasa
Bahagia yang tiada penghujungnya
Jiwa dan raga takluki rasa
Ku bawa dia ke kota ini
Menelusuri catatan pilu sepi
Terkadang tersiat rasa
Terkadang senyum seketika
Hinggar binggar lupa segala
Arusmu membawa seribu duka
Hijaumu merawat segala luka
Arakan awan di langit jingga
Melakar seribu ceritera
Kepada yang benar-benar memuja
Dengan izinNya aku ke mari menyapamu
Segalanya masih lagi di situ
Puing-puing menjadi saksi bisu
“Kota Dingin” ada dihelaian buku
Tercatit kemas satu persatu
Tidak akan luntur ditelan waktu
Semesta harapan agar rasa dia denganku
Juga kukuh dan jangan berakhir di situ
Wan Nuryani
Ranah Minang
2019

Ranah Minang